SOP UBI IKAN (NCC WEEK PANGAN LOKAL)




Alhamdulillah.......Selamat Ulang Tahun NCC, Semoga semakin sukses, semakin kreatif, maju jaya, selalu bermanfaat untuk semua dan semoga cita-cita dan harapan semuanya bisa terwujud. Amin.

Tak terasa menuju 1 Dasawarsa NCC (Road to 1 Dasawarsa Natural Cooking Club) tak terasa pula ternyata saya telah 9 tahun menjadi member NCC. Awalnya saya berlangganan surat kabar Kompas dan ternyata pada tahun 2005 ada artikel yang menyebutkan ada komunitas masak memasak. Waktu itu setelah saya baca saya tertarik untuk ikutan tanpa pikir panjang saya langsung menuju ke PC dan buka internet langsung subscript. Setelah saya baca ternyata saya menemukan dunia yang sungguh menyenangkan. Waktu itu tahun 2004 Ibunda tercinta meninggalkan saya untuk selama-lamanya, Saya sempat shock waktu itu kepikiran Bapak dan adik yang ragil. Setelah menemukan dunia yang sempat hilang akhirnya NCC bener-bener menjadi pelipur lara. Saya serasa menabung resep dari aneka kue kering, aneka snack, aneka cake, aneka masakan rumah dan ternyata banyak sekali saya menemukan informasi resep, pengetahuan tentang bahan kue, tips dan trik.

Pertama kali yang saya buat adalah kue kering nastar dan kaastengel, dan akhirnya saya bertekad menerima pesanan, Alhamdulillah teman-teman kantor saya banyak yang pesan dan cocok dengan rasanya. Wahhhh.....sebenarnya panjang ceritanya bersama NCC sampai saya akhirnya bisa membuat blog, tertarik dunia food photography, menulis resep sampai akhirnya saya dianugerahi seorang putri mungil yang cantik dengan penantian yang panjang dan penuh kesabaran 10 tahun 3 bulan, waktu yang sungguh lama. Selama penantian ini hampir saya isi dengan kegiatan yang menyenangkan dengan NCC. Bertemu dengan founder NCC Ibu Fatmah Bahalwan dan Pak Wisnu yang hebat dan luarbiasa, dengan sabar membimbing semua member. Selanjutnya saya bertemu dengan moderator NCC dan akhirnya saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman yang hebat. Pertama kali saya add di Fb adalah mbak Widya Hidayat, mom Elly, mbak Peni, Mbak Yeni, Bunda Nieken dan ceritanya masih panjang gak bisa nyebutin satu persatu. Ini cerita sekilas saja ya.

Sekarang kita bahas tentang NCC weeks Pangan Lokal. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Bagi Indonesia, pangan sering diidentikan dengan beras karena merupakan makanan pokok warga negara Indonesia. Setelah adanya gangguan-gangguan seperti keterbatasan stok beras yang belum bisa mencukupi sendiri dan sebagian juga import dari negara lain, kenaikan harga beras karena krisis ekonomi, telah memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional.

Akhirnya warga negara Indonesia sungguh tergantung dengan beras karena sudah terbiasa semenjak kecil harus makan nasi supaya kenyang. Belum makan nasi berarti belum makan padahal sudah makan singkong, ubi atau yang lain. Nah dengan ketahanan pangan berharap bisa menghilangkan paradigma tidak makan nasi tidak kenyang. Padahal jenis pangan lokal itu beragam yang bisa menggantikan beras. Ketela pohon atau singkong atau ubi kayu adalah jenis umbi merupakan sumber energi yang banyak mengandung karbohidrat dan banyak manfaatnya. Jagung merupakan komoditi tanaman yang penting tapi tingkat produksinya belum optimal. Jagung termasuk tanaman jenis biji-bijian atau palawija yang mengandung karbohidrat dan banyak manfaatnya untuk kesehatan. Hasil olahan jagung adalah bahan dasar tepung maizena, pati, snack brondong (popcorn) nasi jagug dan minyak jagung. Jenis pangan lokal yang lainnya adalah: sagu, sukun, kentang, ubi jalar, talas, arairut atau tepung garut. 

Untuk meramaikan NCC pangan lokal week, saya memilih bahan ketela pohon atau lebih dikenal singkong atau ubi kayu. Setelah melihat stok ternyata ada seekor ikan mas dengan berat 1 kg dan muncullah ide membuat sup ikan dan saya pikir dengan ubi kayu cocok. Menurut saya sop ini saling melengkapi ubi kayu dengan banyak kandungan karbohidrat dan tidak mengandung protein saya padukan dengan ikan mas yang banyak mengandung protein. Ikan emas mudah ditemukan di pasar tradisional dan memilihnya masih dalam keadaan hidup sehingga selalu segar dan tanpa pengawetan. Waktu itu saya pernah baca tentang sop ubi khas Makasar, terbayang seger dengan sambal yang pedas. Setelah saya baca ternyata ubinya digoreng, versi saya ubinya hanya direbus. Setidaknya mengurangi makanan yang berminyak, cukup merebus saja. Menikmatinya sop ubi ikan tanpa nasi karena di dalamnya sudah ada ubi kayu pengganti nasi, cukup membuat kita kenyang. Resep sop ubi ikan ini sederhana, seperti bumbu sop ikan biasa. Yukkk.....langsung menuju ke resep.    


Resep Sop Ubi Ikan
Penulis: Maya Efendy

Bahan-bahan:

  • 500 gram ubi kayu/singkong, potong-potong
  • 1 kg gram ikan mas
  • 1200 ml air kaldu kulit udang
  • 15 gram lengkuas, memarkan
  • 1 sdt lada bubuk
  • 2 lembar daun salam
  • 2 batang serai, memarkan
  • 1 buah tomat. potong-potong
  • 2 tangkai daun bawang, iris kasar
  • 1 ikat daun kemangi
  • 3 sdm minyak untuk menumis
  • 2 sdt garam
  • 1 sdt gula pasir

Bumbu halus:

  • 35 gram bawang merah
  • 15 gram bawang putih
  • 5 gram jahe

Pelengkap:

  • Bawang goreng
  • Sambal
  • Air jeruk nipis
  • kecap

Cara membuat:

  1. Cuci bersih ikan mas, potong menjadi 12 bagian, tiriskan. Sisihkan.
  2. Rebus ubi kayu dan garam hingga lunak. angkat. tiriskan. Sisihkan
  3. Panaskan minyak goreng, tumis bumbu halus, lengkuas, jahe,daun salam dan serai hingga matang dan harum. 
  4. Tuang kaldu udang masak dengan api kecil hingga mendidih. Tambahkan garam dan gula pasir
  5. Masukkan ikan mas masak sebentar. Tambahkan ubi kayu, daun bawang, tomat dan daun kemangi.
  6. Setelah mendidih dan bumbu meresap. Angkat. Sajikan hangat dengan bumbu pelengkap.


Setelah mengetahui resepnya ternyata penyajiannya mudah dan cepat ya? Santapan yang segar, sehat dan nikmat tentunya dengan penggunaan bahan-bahan alami yang mudah dan tersedia di pasar tradisional. Ikan emas bisa diganti dengan jenis ikan lainnya misalnya ikan gurami, ikan kerapu, ikan kakap atau sesuai selera anda dirumah. 

Selamat mencoba  dan menikmati.





Alhamdulillah.......Selamat Ulang Tahun NCC, Semoga semakin sukses, semakin kreatif, maju jaya, selalu bermanfaat untuk semua dan semoga cita-cita dan harapan semuanya bisa terwujud. Amin.

Tak terasa menuju 1 Dasawarsa NCC (Road to 1 Dasawarsa Natural Cooking Club) tak terasa pula ternyata saya telah 9 tahun menjadi member NCC. Awalnya saya berlangganan surat kabar Kompas dan ternyata pada tahun 2005 ada artikel yang menyebutkan ada komunitas masak memasak. Waktu itu setelah saya baca saya tertarik untuk ikutan tanpa pikir panjang saya langsung menuju ke PC dan buka internet langsung subscript. Setelah saya baca ternyata saya menemukan dunia yang sungguh menyenangkan. Waktu itu tahun 2004 Ibunda tercinta meninggalkan saya untuk selama-lamanya, Saya sempat shock waktu itu kepikiran Bapak dan adik yang ragil. Setelah menemukan dunia yang sempat hilang akhirnya NCC bener-bener menjadi pelipur lara. Saya serasa menabung resep dari aneka kue kering, aneka snack, aneka cake, aneka masakan rumah dan ternyata banyak sekali saya menemukan informasi resep, pengetahuan tentang bahan kue, tips dan trik.

Pertama kali yang saya buat adalah kue kering nastar dan kaastengel, dan akhirnya saya bertekad menerima pesanan, Alhamdulillah teman-teman kantor saya banyak yang pesan dan cocok dengan rasanya. Wahhhh.....sebenarnya panjang ceritanya bersama NCC sampai saya akhirnya bisa membuat blog, tertarik dunia food photography, menulis resep sampai akhirnya saya dianugerahi seorang putri mungil yang cantik dengan penantian yang panjang dan penuh kesabaran 10 tahun 3 bulan, waktu yang sungguh lama. Selama penantian ini hampir saya isi dengan kegiatan yang menyenangkan dengan NCC. Bertemu dengan founder NCC Ibu Fatmah Bahalwan dan Pak Wisnu yang hebat dan luarbiasa, dengan sabar membimbing semua member. Selanjutnya saya bertemu dengan moderator NCC dan akhirnya saya bertemu dan berkenalan dengan teman-teman yang hebat. Pertama kali saya add di Fb adalah mbak Widya Hidayat, mom Elly, mbak Peni, Mbak Yeni, Bunda Nieken dan ceritanya masih panjang gak bisa nyebutin satu persatu. Ini cerita sekilas saja ya.

Sekarang kita bahas tentang NCC weeks Pangan Lokal. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Bagi Indonesia, pangan sering diidentikan dengan beras karena merupakan makanan pokok warga negara Indonesia. Setelah adanya gangguan-gangguan seperti keterbatasan stok beras yang belum bisa mencukupi sendiri dan sebagian juga import dari negara lain, kenaikan harga beras karena krisis ekonomi, telah memicu kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional.

Akhirnya warga negara Indonesia sungguh tergantung dengan beras karena sudah terbiasa semenjak kecil harus makan nasi supaya kenyang. Belum makan nasi berarti belum makan padahal sudah makan singkong, ubi atau yang lain. Nah dengan ketahanan pangan berharap bisa menghilangkan paradigma tidak makan nasi tidak kenyang. Padahal jenis pangan lokal itu beragam yang bisa menggantikan beras. Ketela pohon atau singkong atau ubi kayu adalah jenis umbi merupakan sumber energi yang banyak mengandung karbohidrat dan banyak manfaatnya. Jagung merupakan komoditi tanaman yang penting tapi tingkat produksinya belum optimal. Jagung termasuk tanaman jenis biji-bijian atau palawija yang mengandung karbohidrat dan banyak manfaatnya untuk kesehatan. Hasil olahan jagung adalah bahan dasar tepung maizena, pati, snack brondong (popcorn) nasi jagug dan minyak jagung. Jenis pangan lokal yang lainnya adalah: sagu, sukun, kentang, ubi jalar, talas, arairut atau tepung garut. 

Untuk meramaikan NCC pangan lokal week, saya memilih bahan ketela pohon atau lebih dikenal singkong atau ubi kayu. Setelah melihat stok ternyata ada seekor ikan mas dengan berat 1 kg dan muncullah ide membuat sup ikan dan saya pikir dengan ubi kayu cocok. Menurut saya sop ini saling melengkapi ubi kayu dengan banyak kandungan karbohidrat dan tidak mengandung protein saya padukan dengan ikan mas yang banyak mengandung protein. Ikan emas mudah ditemukan di pasar tradisional dan memilihnya masih dalam keadaan hidup sehingga selalu segar dan tanpa pengawetan. Waktu itu saya pernah baca tentang sop ubi khas Makasar, terbayang seger dengan sambal yang pedas. Setelah saya baca ternyata ubinya digoreng, versi saya ubinya hanya direbus. Setidaknya mengurangi makanan yang berminyak, cukup merebus saja. Menikmatinya sop ubi ikan tanpa nasi karena di dalamnya sudah ada ubi kayu pengganti nasi, cukup membuat kita kenyang. Resep sop ubi ikan ini sederhana, seperti bumbu sop ikan biasa. Yukkk.....langsung menuju ke resep.    


Resep Sop Ubi Ikan
Penulis: Maya Efendy

Bahan-bahan:

  • 500 gram ubi kayu/singkong, potong-potong
  • 1 kg gram ikan mas
  • 1200 ml air kaldu kulit udang
  • 15 gram lengkuas, memarkan
  • 1 sdt lada bubuk
  • 2 lembar daun salam
  • 2 batang serai, memarkan
  • 1 buah tomat. potong-potong
  • 2 tangkai daun bawang, iris kasar
  • 1 ikat daun kemangi
  • 3 sdm minyak untuk menumis
  • 2 sdt garam
  • 1 sdt gula pasir

Bumbu halus:

  • 35 gram bawang merah
  • 15 gram bawang putih
  • 5 gram jahe

Pelengkap:

  • Bawang goreng
  • Sambal
  • Air jeruk nipis
  • kecap

Cara membuat:

  1. Cuci bersih ikan mas, potong menjadi 12 bagian, tiriskan. Sisihkan.
  2. Rebus ubi kayu dan garam hingga lunak. angkat. tiriskan. Sisihkan
  3. Panaskan minyak goreng, tumis bumbu halus, lengkuas, jahe,daun salam dan serai hingga matang dan harum. 
  4. Tuang kaldu udang masak dengan api kecil hingga mendidih. Tambahkan garam dan gula pasir
  5. Masukkan ikan mas masak sebentar. Tambahkan ubi kayu, daun bawang, tomat dan daun kemangi.
  6. Setelah mendidih dan bumbu meresap. Angkat. Sajikan hangat dengan bumbu pelengkap.


Setelah mengetahui resepnya ternyata penyajiannya mudah dan cepat ya? Santapan yang segar, sehat dan nikmat tentunya dengan penggunaan bahan-bahan alami yang mudah dan tersedia di pasar tradisional. Ikan emas bisa diganti dengan jenis ikan lainnya misalnya ikan gurami, ikan kerapu, ikan kakap atau sesuai selera anda dirumah. 

Selamat mencoba  dan menikmati.


SENTILING LAPIS



Singkong parut tiap bulan selalu ada di freezer saya, karena keluarga kecil saya penggemar singkong. Setiap saat bisa dibuat jajanan apa saja yang saya inginkan. Sebenarnya sudah pernah membuat sentiling tapi baru ini posting di blog.

Resep sentiling ini saya ambil dari tabloid Saji dengan resep yang menyesuaikan dengan stok bahan yang ada. Sebenarnya  di resep jumlah singkong parut 500 gram dan ternyata saya punya stok 800 gram daripada sisa 300 gram lebih baik dibuat sentiling semua.

Biasanya almarhum ibu saya membuat sentiling dengan santan, kali ini saya tanpa santan karena sudah ada taburan kelapa parut, menurut saya tetap gurih. Perpaduan parutan singkong dengan agar-agar bubuk membuat sensasi kenyal khas sentiling dengan kelegitan yang pas dan aroma wangi pandan vanili. Sungguh kudapan tradisional yang benar-benar menggoda dan tak pernah membosankan, justru selalu membuat kangen penikmatnya. Yang ingin membuat sentiling, kelegitannya bisa disesuaikan dengan selera masing-masing ya.





Sentiling Lapis

Bahan :
  • 800 gram singkong parut, diperas sedikit airnya 40 ml.
  • 80 ml air
  • 145 gram gula pasir
  • 1 sendok teh agar-agar bubuk
  • ½ sendok teh vanili
  • ½ sendok teh garam
  • 1 tetes pewarna hijau
  • 1 tetes pewarna merah
  • 1 tetes pewarna kuning

Bahan taburan (kukus 15menit):
  • 200 gram kelapa parut kasar
  • ¼ sendok teh garam
  • 1 lembar daun pandan

Cara membuat:
  1. Aduk rata singkong, air, gula pasir, agar-agar bubuk, vanili dan garam.
  2. Bagi 3 adonan. Satu bagian tambahkan pewarna hijau, aduk rata. Satu bagian tambahkan pewarna merah muda, aduk rata. Satu bagian tambahkan pewarna kuning, aduk rata.
  3. Tuang adonan hijau di loyang 22x10x6cm yang dialas plastik. Ratakan. Tuang adonan merah muda. Ratakan. Tuang adonan kuning. Ratakan. Kukus 60 menit sampai matang.
  4. Potong-potong dan gulingkan di bahan taburan.
  5. Sajikan.

Selamat mencoba dan menikmati d


SENTILING LAPIS



Singkong parut tiap bulan selalu ada di freezer saya, karena keluarga kecil saya penggemar singkong. Setiap saat bisa dibuat jajanan apa saja yang saya inginkan. Sebenarnya sudah pernah membuat sentiling tapi baru ini posting di blog.

Resep sentiling ini saya ambil dari tabloid Saji dengan resep yang menyesuaikan dengan stok bahan yang ada. Sebenarnya  di resep jumlah singkong parut 500 gram dan ternyata saya punya stok 800 gram daripada sisa 300 gram lebih baik dibuat sentiling semua.

Biasanya almarhum ibu saya membuat sentiling dengan santan, kali ini saya tanpa santan karena sudah ada taburan kelapa parut, menurut saya tetap gurih. Perpaduan parutan singkong dengan agar-agar bubuk membuat sensasi kenyal khas sentiling dengan kelegitan yang pas dan aroma wangi pandan vanili. Sungguh kudapan tradisional yang benar-benar menggoda dan tak pernah membosankan, justru selalu membuat kangen penikmatnya. Yang ingin membuat sentiling, kelegitannya bisa disesuaikan dengan selera masing-masing ya.





Sentiling Lapis

Bahan :
  • 800 gram singkong parut, diperas sedikit airnya 40 ml.
  • 80 ml air
  • 145 gram gula pasir
  • 1 sendok teh agar-agar bubuk
  • ½ sendok teh vanili
  • ½ sendok teh garam
  • 1 tetes pewarna hijau
  • 1 tetes pewarna merah
  • 1 tetes pewarna kuning

Bahan taburan (kukus 15menit):
  • 200 gram kelapa parut kasar
  • ¼ sendok teh garam
  • 1 lembar daun pandan

Cara membuat:
  1. Aduk rata singkong, air, gula pasir, agar-agar bubuk, vanili dan garam.
  2. Bagi 3 adonan. Satu bagian tambahkan pewarna hijau, aduk rata. Satu bagian tambahkan pewarna merah muda, aduk rata. Satu bagian tambahkan pewarna kuning, aduk rata.
  3. Tuang adonan hijau di loyang 22x10x6cm yang dialas plastik. Ratakan. Tuang adonan merah muda. Ratakan. Tuang adonan kuning. Ratakan. Kukus 60 menit sampai matang.
  4. Potong-potong dan gulingkan di bahan taburan.
  5. Sajikan.

Selamat mencoba dan menikmati d


Please Enable JavaScript!
Mohon Aktifkan Javascript![ Enable JavaScript ]

Banyak di Baca